Wednesday, April 07, 2010

Expertise Interview

Psychology of Communication Assignment



Bab I
LATAR BELAKANG

Penulis memilih mewawancarai Bapak Sapitra Cahya yang berprofesi sebagai seorang satpam (security) di LSPR , tepatnya di kampus B. Penulis memilih beliau, karena menurut kami seorang security merupakan salah satu peran yang cukup penting dalam sebuah organisasi, dimana keamanan merupakan jaminan untuk kelancaran aktivitas kampus – perkuliahan. Penelitian ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Psychology of Communication. Selain itu kami juga dapat mengetahui bagaimana kehidupan dan aktivitas pekerjaan seorang security di  LSPR. Metode yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah mewawancarai langsung responden (Bapak Sapitra Cahya).  Menurut kami cara ini merupakan metode yang efektif dalam pengerjaan tugas ini, sebab data  yang kami perlukan, kami dapatkan secara langsung dari responden. Kami menggunakan Digital Camera dalam kelangsungan interview yang kami lakukan. Masing-masing anggota kelompok memiliki tugas tersendiri, yaitu:
1.    Andriani         : Reporter, pencari materi dan teori
2.    Christina        : Juru Video dan Editing
3.    Eunike Natalia     : Pencari narasumber  dan tempat wawancara
4.    Fahri             : Juru Foto
5.    Hansen         : Blocking, pencari materi dan teori
6.    Yohanes        : Blocking, pencari materi dan teori, penulis



BAB II


II.1 IDENTITAS SUBYEK
    Adalah Bapak Sapitra Cahya yang berusia 30 tahun. Anak kedua dari tiga bersaudara ini berasal dari suku Sunda. Saat ini beliau telah menikah dan telah dikaruniai dua orang anak perempuan, yang satu berumur 4 tahun, dan satu lagi berusia 9 bulan. Pendidikan terakhir yang ditempuh Beliau adalah SMA. Setelahnya, Beliau memiliki pendidikan khusus, yang di dapat dari kursus komputer. Saat ini Bapak Sapitra Cahya, yang gemar berjalan – jalan dan hobi main sepak bola dan futsal ini, berprofesi sebagai seorang satpam (security). Tiga tahun, Ia tekuni profesi ini di LSPR. Namun sebelumnya, Bapak yang selama SMA mengambil jurusan IPA ini, pernah bekerja di Bank Resona Perdania (Bank milik Jepang) periode 2001 – 2005 sebagai security. Sebagai tambahan, Beliau tidak memiliki anak buah dalam profesinya ini, karena beliau sendiri adalah anak buah dari kepala security di LSPR.

II.2
A.    Hasil Wawancara

Q     : Bagaimana perasaan Anda dengan profesi yang Anda miliki sekarang ?
A     : Sangat bersyukur selain itu
Q    : Apa makna / arti dari profesi yang Anda tekuni selama ini?
A    : Menurut Bp. Sapitra menjandi satpam adalah sebuah kebanggaan karna
  dapat menjaga dan mengawasi situasi kampus dari ancaman lingkungan luar
Q     : Bagaimana menurut pengertian / pendapat Anda tentang profesi yang Anda                
              tekuni  ?
A    : Menurut Bp. Sapitra profesi sebagai satpam adalah seorang yang tegas terkadang     
  galak, tapi itu tidak terdapat dalam dirinya. Sebagai seorang satpam juga harus 
  berhati – hati dan waspada, karna sekarang Belau bekerja sebagai satpam
  kampus jadi lebih harus berhati – hati tehadap hal – hal yang dapat mengancam
  kenyamanan mahasiswa, dosen, karyawan, maupun tamu.
Q     : Bagaimana ceritanya Anda bisa mencapai profesi yang sekarang ini?
A     : Pertama – tama Bp. Sapitra bekerja di bagian farmasi PT. Indofarma, tepatnya
sebagai pembuat obat. Belau telah bekerja di PT. Indofarma selama kurang lebih 3 tahun. Sewaktu Belau mengundurkan diri dan melamar pekerjaan lagi, pekerjaan yang ada hanya sebagai satpam ( security ) di Bank Resona Perdania ( Bank Jepang ) dari tahun 2001 – 2005. Seteolah itu Beliau baru melamar ke LSPR sebagai satpam ( security ) dan bekerja sampai sekarang.
Q     : Apakah ada kaitannya antara pendidikan dan profesi Anda sekarang?
A     : Sangat jauh, Beliau menekuni sekolah di bidang IPA, mengambil kursus        
              Komputer dan sekarang bekerja sebagai seorang satpam.
Q     : Bagaimana suka dukanya memiliki profesi Anda?
A      : Menurut Beliau sukanya dapat menambah pengetahuan tentang pergaulan anak muda dan juga gaji yang mencukupi serta tunjangan – tunjangan yang mencukupi. Seperti tunjangan kesehatan, dan pendidikan untuk anak. Dukanya sebenarnya tidak ada tapi terkadang ada mahasiswa yang tidak terima apabila ditegur dan balik marah.
Q     : Bagaimana pandangan lingkungan Anda ( teman, lingkungan sosial, keluarga ) memandang profesi Anda, coba ceritakan!
A     : Pandangan teman, keluarga, lingkungan sosial sangat positif, karna selama
itu semua pekerjaan halal dan tidak menganggur. Mereka juga tidak menganggap pekerjaan sebagai seorang satpam merupakan pekerjaan yang rendah.
Q    : Pengahargaan atau hadiah seperti apa yang Anda dapatkan dari Profesi Anda?
A    : Belum dapat, karna LSPR memberikan penghargaan kepada pegawai yang bekerja selama 5 tahun sedangkan Bp. Sapitra baru bekerja selama 3 tahun 6 bulan.
Q    : Bagaimana sikap keluarga terhadap profesi yang Anda tekuni
A    : Keluarga sangat mendukung, apalagi istri karna selama pekerjaan itu halal dan       
        dapat mencukupi kebutuhan keluarga.
Q     : Kritikan atau celaan seperti apa yang Anda peroleh ketika Anda menjalani
   profesi ini??
A    : Bp. Sapitra pernah di kritik oleh sesama satpam maupun mahasiswa karna kurang tegas dan kurang galak sehingga para mahasiswa yang ditegur oleh Bp. Pitrah tidak merasa segan.
Q    : Pernahkan Anda berfikir untuk alih profesi?
A    : Bp. Sapitra mengakui jika dapat beralih profesi Beliau menginginkan pekerjaan yang tidak banyak berbicara seperti pekerja kantoran yang hanya duduk di belakang komputer.
Q     : Ketika ada waktu luang ( tidak menjalani profesi ) kegiatan apa yang Anda lakukan?
A    : Membantu istri membereskan rumah, mencuci baju dan juga mengajak anak bermain.
Q    : Bila Anda mengalami stres dalam pekerjaan dalam pekerjaan atau profesi yang Anda tekuni, apa yang Anda lakukan?
A    : Bp. Sapitra mengakui belum pernah mengalami stres baik dalam pekerja selama di pabrik farmasi dan menjadi satpam, apabila mengalami stres Beliau mengakui akan menceritakan atau berbagi ke teman yang sama profesinya maupun tidak.


B.    Hasil Observasi

    Penulis melakukan penelitian bertempat di pos security II Kampus B- LSPR, pada hari kamis, 11 Desember 2008, pukul 13.15 – 13.45 WIB. Observasi tempat dan narasumber dilakukan oleh Eunike Natalia, Andriani sebagai reporter, Christina yang merekam wawancara tersebut. Foto diambil di depan pos security II – pintu keluar kampus B, oleh Fahri sebagai juru kamera. Sedangkan Hansen dan Yohanes bertugas sebagai Blocking saat wawancara berlangsung. Blocking dilakukan dikarenakan keadaan tempat wawancara yang ramai, dimana tempat tersebut merupakan akes pintu keluar kampus B. Hambatan yang kami temui dalam proses wawancara adalah selain ramainya tempat wawancara, suara narasumber yang agak kecil dan berintonasi datar menjadi hambatan utama dalam proses tersebut, padahal narasumber memiliki badan yang tegap dan tinggi, serta adanya suara walkie-talkie dan telepon yang terkadang berbunyi, dan staff lain yang sering mengajak ngobrol narasumber. Tetapi karena sikap narasumber yang ramah dan bersahabat, membuat proses wawancara tersebut terasa menyenangkan.

C. Foto Bersama Tim
    Terlampir
D. Hasil Rekaman Video
    Terlampir



BAB IV
ANALISA, KESIMPULAN, DAN SARAN


ANALISA
Jika ditinjau dari jumlah orangnya, kelompok kami melakukan wawancara secara “one on one”, dimana narasumber berinteraksi secara langsung dengan reporter dalam menjawab pertanyaan, meskipun masing-masing anggota kelompok juga melakukan interaksi dengan narasumber, namun secara tidak langsung (mengambil video, foto, mengatur blocking). Namun jika ditinjau dari segi struktur, kelopok kami melakukan wawancara secara “Standard Open Interview”, dimana narasumber dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, dengan jawaban apapun. Setiap pertanyaan yang reporter ajukan kepada narasumber merupakan pertanyaan yang bersifat “open” atau terbuka, dimana setiap jawaban yang dihasilkan narasumber dapat berupa opini, pengalaman, dan lain-lain, yang tidak terbatas jumlah katanya atau dengan kata lain bersifat luas.
Sebelum wawancara berlangsung, kelompok kami telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang, baik dari segi pemilihan narasumber serta pemilihan tempat wawancara. Kelompok kami tiba tepat waktu dan memperkenalkan diri kami sebagai pihak yang mewawancarai, juga melakukan pendekatan terlebih dulu kepada narasumber, dengan berbasa-basi sebelum wawancara dimulai.
Beberapa perilaku yang kami temui pada narasumber, memiliki kesamaan dengan teori yang terdapat pada Sweaty Palms (The Negleted Art of Being Interviewed . H Anthony Medley. 1978), yakni adanya sikap keterbukaan dari narasumber dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan, sehingga menimbulkan rasa empati pada diri reporter, yang kemudian ditindaklanjuti dengan penggalian informasi yang lebih mendalam pada narasumber. Selain itu sikap mendukung dari narasumber terhadap wawancara yang kami lakukan telah ditunjukkan, melalui sikapnya yang ramah pada anggota kelompok dan juga saat menjawab pertanyaan, meskipun ada beberapa hambatan yang kami temui, yang disebabkan karena kelompok kami mewawancarai narasumber pada saat jam kerja.
Dalam hasil wawancara yang telah kami dapat, dijumpai adanya kesamaan teori yang terdapat pada Sweaty Palms dengan beberapa elemen Conversatioal Competence (Study Guide Psychology of Communication. Topic 9 Conversation. LSPR. 2004), yakni adanya openness atau keterbukaan dari pihak narasumber terhadap pewawancara, empathy atau sikap empati saat melakukan interaksi (dalam hal ini wawancara), ditambah dengan adanya immediacy, yaitu narasumber memiliki sikap tanggap dengan menjawab pertanyaan sesegara mungkin.


KESIMPULAN

SARAN

KESAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH



DAFTAR PUSTAKA


Study Guide Psychology of Communication. Topic 9 Conversation. LSPR. 2004
Sweaty Palms (The Negleted Art of Being Interviewed . H Anthony Medley. 1978)


No comments: